Adalah mata, yang mampu menangkap bayanganmu
meskipun hanya sekelebat lalu.
Aku tak bisa menyalahkannya, karena dia terlalu
berharga untuk sekedar melewatkanmu.
Hati yang ada dalam ruang tak kasat matapun
seakan ikut bersorak-sorai menertawakan logika yang berusaha menyangkalnya.
Pertentangan itu seakan menertawai kala
menyaksikan siapa yang akan menang.
Tapi, kali ini hati pemenangnya.
Dia punya saksi, yang seolah berkompromi untuk
mencibir logika.
Dan terpaksa lagi-lagi logika harus pasrah dan
mengalah.
Tapi dia tak menyerah, karena hanya pemikiran
bodoh yang membuatnya menyerah begitu saja tanpa harus terus berusaha untuk
menyadarkan hati.
Berkali-kali logika menasehati, agar hati tak
berharap terlalu tinggi.
Dan berkali-kali pula, hati menyanggupi dan
meyakinkan diri bahwa tak akan ada kenyataan yang melambung tinggi.
Ingin hanya akan menjadi angan yang sudah
semestinya tak dibiarkan melambung terlalu tinggi.
Namun sekali lagi, hati tak mengizinkannya
berhenti sampai detik ini.
Padahal, sekelebat bayangan itu mampu
memporak-porandakan harapan.
Namun kenyataannya, hati masih saja selalu
memberikan kesempatan.
Entah sampai kapan, berkali-kali jatuh dan
tersakiti.
Hati selalu bisa memaafkan begitu saja.
Berusaha melupakan semua kekhilafan yang membuatnya
terluka, bahkan hancur menjadi remah-remah kecil tak berguna.
Akankan terus saja seperti itu?
Membiarkannya menuruti ego dan rasa sementara
jauh disana, sosok sekelebat bayangan tak pernah mendambanya.
Ruang Imaji,
26 November 2017
#30DWC
#30DWCJilid10
#day1
#squad3
#pertentangan
#cakechika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar