Jatuh itu sakit. Jatuh itu luka. Jatuh itu
sakit dan terluka. Tapi, jatuh yang aku rasakan padamu berbeda. Tidak sakit dan
terluka yang bisa diobati dengan obat merah atau betadine. Hanya nyeri ketika
aku hanya bisa diam-diam memerhatikanmu dari jauh. Tak berani sekalipun mencoba
untuk mengungkapkannya padamu. Aku tahu, ini risiko atas pilihanku.
Kamu tahu, aku tak pandai mengungkapkan rasa
dengan lisan. Akupun juga tak pandai berujar untuk sesuatu yang menjadi
inginku. Termasuk mengatakan bahwa aku telah menjatuhkan hati padamu. Aku tak
tahu bagaimana cara untuk mengungkapkannya. Yang aku tahu, hanya lewat aksara aku
berani mengakui.
Aku tahu mungkin kamu tak akan pernah
membaca, apalagi memahami apa yang aku tuliskan. Namun entah kenapa, aku yakin
suatu hari nanti, kamu akan merasakannya juga. Mungkin nanti, nanti yang entah
kapan akan kamu sadari. Atau sebenarnya kamu sudah mengetahui, tapi memilih untuk
pura-pura tidak mengetahui. Bisa jadi kamu menutup mata, atau mungkin menutup
telinga. Dan bisa jadi juga menutup hati. Tak melihat rasa yang sebenarnya ada.
tak mendengarkan melodi rasa yang mendamba. tak membiarkanku masuk ke dalamnya,
menuliskan cerita baru dalam hidupmu.
Apapun itu, yang jelas aku menikmati rasaku
padamu. Aku tak peduli kamu menutup semua akses jalanku menujumu. Namun, jika
suatu hari nanti memang tak ada kesempatan untukku bersamamu, aku tak akan
pernah menyesal pernah menjatuhkan hati padamu.
10 September 2017
Pict by Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar