Senin, 04 Desember 2017

(Cerita) Hujan



Pada senja yang tertutup mendung sore ini, ada banyak hal yang aku perbincangkan dengan pemilik semesta. Tentangmu salah satunya. Menyebut namamu dalam setiap bait doa yang kulangitkan agar suatu saat menjadi nyata. 

Begitulah, caraku mencintaimu. Tak ada kata yang terucap. Jangankan kata, menatapmu kala kita bertemu saja aku tidak sanggup menyamarkan semu merah jambu di pipiku. Aku bahkan tak berani berharap banyak kamu memiliki rasa yang sama denganku. Aku hanya menggantungkan harapanku pada Tuhan.

Jika suatu hari nanti Tuhan memberikan rasa dalam hatimu untukku, jangan pernah ragu. Berjalanlah ke arahku. Aku tetap di sini menunggumu. Sebab rasaku tak pernah berubah sejauh apapun kakiku melangkah.

Namun, jika suatu hari nanti Tuhan berkehendak lain, aku tak bisa menjamin rasaku tetap utuh untukmu. Kamu hanya akan menjadi kenangan yang setidaknya pernah aku impikan untuk bersama.

Hujan selalu menorehkan cerita berbeda. Namun, ceritaku pada hujan masih tetap sama. Tentang rasa yang mendamba, tentang rindu yang meraja dan tentang doa yang tak pernah sekalipun berganti nama. Semua yang kuceritakan masih sama. Tentangmu.

Dan hujan sore ini mungkin bisa menjadi saksi. Rinduku masih tetap utuh untukmu. Mungkin sampai nanti akan tetap begitu. Tapi, maafkan aku. Aku tak bisa berjanji atau menjanjikan apapun padamu. Selain doa yang tak pernah alfa dari setiap sujudku.

Ruang Imaji
04 Desember 2017

Pict by google.com

#30dwcjilid10
#squad3
#day9
#tentanghujan
#ceritahujan
#nulisasik
#nulislagi
#cakechika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar