Pada
senja yang tertutup mendung sore ini, ada banyak hal yang aku perbincangkan
dengan pemilik semesta. Tentangmu salah satunya. Menyebut namamu dalam setiap bait
doa yang kulangitkan agar suatu saat menjadi nyata.
Begitulah,
caraku mencintaimu. Tak ada kata yang terucap. Jangankan kata, menatapmu kala
kita bertemu saja aku tidak sanggup menyamarkan semu merah jambu di pipiku. Aku
bahkan tak berani berharap banyak kamu memiliki rasa yang sama denganku. Aku
hanya menggantungkan harapanku pada Tuhan.
Jika
suatu hari nanti Tuhan memberikan rasa dalam hatimu untukku, jangan pernah
ragu. Berjalanlah ke arahku. Aku tetap di sini menunggumu. Sebab rasaku tak
pernah berubah sejauh apapun kakiku melangkah.
Namun,
jika suatu hari nanti Tuhan berkehendak lain, aku tak bisa menjamin rasaku
tetap utuh untukmu. Kamu hanya akan menjadi kenangan yang setidaknya pernah aku
impikan untuk bersama.
Hujan
selalu menorehkan cerita berbeda. Namun, ceritaku pada hujan masih tetap sama. Tentang
rasa yang mendamba, tentang rindu yang meraja dan tentang doa yang tak pernah
sekalipun berganti nama. Semua yang kuceritakan masih sama. Tentangmu.
Dan
hujan sore ini mungkin bisa menjadi saksi. Rinduku masih tetap utuh untukmu. Mungkin
sampai nanti akan tetap begitu. Tapi, maafkan aku. Aku tak bisa berjanji atau
menjanjikan apapun padamu. Selain doa yang tak pernah alfa dari setiap sujudku.
Ruang
Imaji
04
Desember 2017Pict by google.com
#30dwcjilid10
#squad3
#day9
#tentanghujan
#ceritahujan
#nulisasik
#nulislagi
#cakechika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar