Desember tanggal 22. Orang menyebut hari ini hari Ibu. Banyak foto bersama ibu terpampang di media sosial. Bahkan dilengkapi caption yang tercipta dari deretan aksara menjadi kata-kata yang indah.
Pun dengan aku. Mencoba menggoreskan pena, merangkai aksara menjadi kata-kata yang indah untuk wanita yang lebih dari dua puluh tahun yang lalu rela mempertaruhkan nyawanya demi aku. Demi memberikan kesempatan padaku untuk melihat indahnya dunia. Wanita yang kuyakini tersenyum kala mendengar tangisan pertamaku. Wanita yang tak sabar ingin memelukku di tengah rasa sakitnya. Wanita yang mampu merubah rasa sakit menjadi bahagia kala melihatku. Wanita terhebatku yang aku panggil Ibu. Namun pada kenyataannya aku gagal merangkai kata yang indah untuknya.
Penaku hanya mampu menciptakan kata-kata sederhana. Bukan puisi yang indah sepeti yang orang lain tuliskan.
Tidak. Penaku tak hanya merangkai kata untuk wanita yang rela rahimnya kutempati dulu, tapi juga untuk lelaki terhebatku. Lelaki yang rela melakukan apapun demi melihatku bahagia. Lelaki yang bekerja keras demi memenuhi semua keinginanku. Lelaki yang tak akan rela melihatku menitikkan air mata kesedihan. Lelaki yang aku sebut Ayah.
Ah Ibu, Ayah...
Apapun tentangmu selalu membuatku merasa nyaman. Memberikan rasa hangat dalam hatiku. Saat aku lelah menggoreskan pena dalam perjalanan hidupku, kalian menghapus lelahku dengan kasih sayang. Saat aku mulai putus asa dalam meraih cita, semangat kalian mengajarkanku untuk tetap berusaha. Segala bentuk kesedihan yang terukir oleh pena kehidupanku, kalian menghapusnya. Doa kalian mampu menggantikannya dengan hal-hal yang menyenangkan, agar penaku menggoreskan cerita tentang kebahagiaan.
Ibu, Ayah...
Aku tahu, aku tak pandai merangkai kata. Aku tahu, aku tak pandai mengungkapkan rasa. Dan goresan penaku ini tak mampu membalas kasih sayang yang telah kalian berikan. Namun yang pasti, aku ingin mengatakan aku sangat beruntung terlahir dari rahim Ibu dan dibesarkan oleh Ibu dan Ayah.
Rasanya, apapun yang aku lakukan belum mampu untuk membalas semua kasih sayang yang kalian berikan. Hanya doa yang mampu aku langitkan, agar Ibu dan Ayah selalu dalam lindunganNya. Semoga goresan pena sederhana ini mampu untuk mengungkapkan bahwa aku mencintai kalian.
Untuk seluruh Ibu (dan Ayah) di dunia, Selamat Hari Ibu (dan Ayah). Semoga selalu diberkahi dan dilindungi Allah. Maafkan kami, anak-anakmu yang terkadang masih membuat kalian kecewa. Terima kasih untuk kasih sayang yang tak terhingga yang tak mampu tergantikan oleh apapun di dunia.
Ruang Rasa
22 Desember 2017
#30dwcjilid10 #squad3 #day27 #prosa #puisi #untaiankata #selamathariibu #untukibudanayah #penadanpenghapus #cakechika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar