Senin, 18 Desember 2017

Sebuah Bangku



Bangku ini, bangku taman saat mentari mulai merunduk malu-malu. Aku melihatmu duduk diam terpaku. Siluetmu menyatu dengan senja, menciptakan pemandangan indah yang kutangkap melalui retina. Aku penikmat senja, semakin terpikat olehnya karena kamu ada di antaranya. Meski itu tak lama, hingga kemudian dia tenggelam dalam pelukan malam. Dan kamu tenggelam dalam bayangan.

Kita memang sudah cukup lama tak bertemu, namun bayangmu masih bisa kukenali dengan sekali tatap. Kamu tetap sama. Tak ada yang berubah dari dirimu. Hanya saja, hanya aku yang mampu melihatmu.

Bangku ini, bangku yang pernah mendudukkan kita saat terik datang menghampiri. Ajang semesta mempertemukan kita dalam teduh yang menenangkan. Dan tanpa sadar kita mengikuti alur semesta, menjadikannya zona pelipuran yang nyata. Titik temu kala tenang datang menyapa maupun gundah mulai membuncah. Titik temu kala rindu menderu.

Bangku ini. Aku selalu bahagia acap kali mendatanginya. Teringat seulas senyum malu-malu pernah terukir di sana. Tatap mata ragu-ragu pernah menghiasi wajah kita. Hingga tawa riang kita menjadi pelengkap cerita. Meskipun kita hanya duduk diam berdua, saling menemani dan melengkapi. Menikmati desau angin yang mulai berkonspirasi dengan alam, menciptakan alunan melodi yang menenangkan. Namun itu dulu, sebelum akhirnya kita hanya menjadi bayang dalam kenang.

Hari ini, aku melihatmu duduk di sini. Setelah 730 hari tepatnya, tak pernah sekalipun aku mendatangi bangku ini lagi. Aku terlalu takut jika pada akhirnya yang kutemukan adalah kenyataan bahwasanya kamu hanya bayang semu. Namun entah mengapa hari ini aku berada di sini. Mungkin karena rindu yang menyeretku, menginginkan temu yang hanya denganmu. Maka, perlahan langkahku mulai bergerak maju. Mendekat dan duduk di sampingmu. Saling menemani seperti dulu, namun tak saling melengkapi. Dan jika aku bisa, akan kuhentikan waktu detik ini juga, namun sayangnya aku tak mampu. Dunia kita sudah berbeda. Kamu tak mampu lagi kusentuh. Namun doaku untukmu selalu mampu kamu rengkuh.

Ruang Imaji
18 Desember 2017

#30dwcjilid10
#squad3
#day23
#prosa
#puisi
#coretanku
#cakechika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar