Sabtu, 16 Desember 2017

Terima Kasih


Terima kasih kamu yang pernah menawarkan kasih
Meyakinkan hati bahwa aku tak akan salah memilih
Dan, ya harus aku akui aku tak salah memilihmu
Mempercayakan hatiku padamu yang dulu selalu ku rindu
Mungkin rindu yang sampai saat ini aku rasakan masih untukmu
Namun tak sama seperti dulu
Ya, berkali-kali aku meyakinkan hatiku bahwa rindu untukmu sudah tak sama seperti dulu

Boleh aku sedikit bercerita?
Bukan mendongeng melalui lisan dan ekspresi yang tertangkap visual
Aku hanya akan bercerita melalui goresan pena
Bukan untuk menuliskan tentang keburukanmu atau kebaikanku
Aku hanya akan bercerita tentang bagaimana caranya berterima kasih padamu

Jika tidak denganmu, mungkin aku tak akan pernah merasakan bagaimana rasanya dicintai
Aku bahkan mengklaim diriku bahwa aku orang paling bahagia kala bersamamu
Bagaimana tidak bahagia jika perhatianmu saja sudah mencairkan hatiku yang aku rasa sudah membeku
Bagaimana tidak bahagia jika tindakanmu yang membuatku khawatir ternyata sebagai bentuk pengorbananmu untuk membuatku sekedar tertawa
Aku rasa semua wanita akan selalu bahagia jika diperlakukan seperti itu

Sekali lagi, aku berterima kasih padamu
Mungkin jika tidak denganmu, aku juga tak akan merasakan rindu yang sepertinya sudah menggunung
Rindu yang selalu mendambakan temu padahal baru saling melambaikan tangan dihiasi senyuman manis yang terukir dari sudut bibir masing-masing beberapa sekon yang telah berlalu

Kadang konspirasi hati dan rasa memang seperti itu
Terlalu kuat untuk sekedar dipatahkan logika
Terkadang membuatku seperti orang yang sudah hilang akal sehat
Tersenyum-senyum sendiri kala teringat hal-hal menyenangkan yang telah kita lewati bersama
Dan mungkin, jika tidak denganmu, aku tak merasakan seperti ini
Rasa takut kehilangan segala rasa yang pernah kamu sebut itu cinta

Dan benar saja, sekarang aku merasakannya
Merasakan sakit di dada yang semakin hari semakin melumpuhkan
Tapi, kamu tenang saja, itu tidak akan aku biarkan melumpuhkan logikaku sekali lagi
Karena kali ini, logika mampu mengalahkan konspirasi hati dan rasa

Terima kasih untukmu yang pernah menjadi orang terkasih
Terima kasih sudah mengajariku untuk merapikan kembali hati yang sengaja kamu jatuhkan hingga patah dan menjadi kepingan tak beraturan
Bahkan tanpa kamu dan aku sadari, kepingan hati yang semula berhamburan, kini menjadi satu kesatuan utuh yang semakin kuat

Terima kasih sudah mengajariku untuk tidak mempercayakan hati pada orang asing yang menawarkan ingin yang hanya akan menjadi angan
Terima kasih untukmu yang (bukan lagi) terkasih...

Ruang Imaji

16 Desember 2017

#30dwcjilid10
#squad3
#day21
#terimakasih
#prosa
#puisi
#kata
#cakechika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar