Aku baru saja hendak mematikan lampu kamar, menggantikannya dengan lampu tidur, ketika kudapati toples berisi bintang. Bukan bintang sungguhan, tapi bintang dari kertas origami warna-warni yang kita buat semalam. Di dalamnya berisi tulisan tangan kita.
Ya, origami bintang yang kita buat di bawah pekat yang bertaburkan bintang terang. Menggerakkan jari-jari, mengubah kertas warna-warni, sambil bercerita tentang mimpi. Tentang harapan yang melambung tinggi. Dan tentang apa saja yang membuat kita tertawa bersama.
"Lucu," kata itu terucap dari bibirmu. Bagimu itu lucu, bagiku menyenangkan. "Seperti anak kecil ya? kamu sering membuat seperti ini?" tanyamu lagi.
"Sering. Dan kamu harus mencobanya," balasku sambil tersenyum.
"Mencoba menuliskan sesuatu, kemudian melipatnya menjadi bintang dan memasukkannya ke dalam toples?" pertanyaanmu membuatku mengangguk sambil tersenyum. Dan kamupun mencobanya
Aku suka, kamu tersenyum setelahnya. Memandangi toples berisi bintang kertas itu dengan mata berbinar. Persis seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Lucu.
"Apa yang kamu tuliskan?" tanyamu lagi.
"Tentang harapan," balasku singkat membuatmu mengerutkan dahi. Tapi, aku tak berniat menjelaskannya lebih lanjut.
"Tentang harapan?" Aku menjawab pertanyaanmu dengan anggukan. Dan harapan itu lagi-lagi tentangmu. Masih sama sepeti dulu. Menuliskanmu dalam ceritaku. Karena hanya dalam tulisankulah kamu tak akan terlupakan. Maka, jangan protes jika aku masih saja bercerita tentangmu.
"Kamu, apa yang kamu tuliskan pada kertas itu?" tanyaku padamu. Kamu hanya menatapku sambil tersenyum, membuatku menerka-nerka, tapi tak ingin memaksamu menjawabnya.
Mungkin tentang aku? Tentang dia? Tentang mereka? Atau tentang kita? Ah, aku akan sangat bahagia jika kamu menuliskan tentang kita. Lebih tepatnya menuliskan harapan tentang kita. Karena aku ingin, jika harapan itu tak terwujud, setidaknya kamu pernah menuliskan harapan tentang kita.
Tahukah kamu? Diam-diam aku berdoa, agar waktu tak lekas berlalu. Agar malam tetap menahanmu bersamaku. Merajut impian dan harapan bersama. Karena aku takut, jika pagi datang, harapanku menguar begitu saja.
Aku tahu, mimpi dan harapan kita berbeda. Bahkan ada yang bertolak belakang. Bagiku, itu tidak jadi masalah. Karena setiap orang berhak memiliki mimpi dan harapan yang tak sama. Namun setidaknya, mimpi dan harapan kita berada dalam satu toples yang sama. Toples berisi bintang harapan, yang pada akhirnya kita sebut 'Setoples Harapan'.
Ruang Imaji
20 Desember 2017
#30dwcjilid10
#squad3
#day25
#origamibintang
#kertas
#coretanku
#prosa
#cakechika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar